Membenci seseorang bukanlah perkara yang membahagiakan. Lagi kita bencikan lagi hati kita akan sakit. Melihat dya bahagia adalah perkara yang paling kita x inginkan. Tapi layakkah kita untuk membenci seseorang? Sememangnya TIDAK LAYAK sama sekali.Siapa kita untuk membenci makhluk ciptaan Illahi? Kita sendiri punya kelemahan dan keburukan yang mampu membuatkan orang lain tidak senang dengan kehadiran kita.
Tapi lumrah kehidupan, setiap orang dalam dunia nie pasti ada orang yang dia x suka. Begitu juga aku.Semakin hari aku semakin x senang dengan kehadiran dia dalam hidup aku. Tapi apakan daya semua nie adalah hasutan syaitan.Kadang kala aku tewas untuk menepis bisikan virus nie.
Walaubagaimanapun aku tetap cuba untuk membuang perasaan ini. Sampai bila aku nak memendam perasaan ini? So aku ambik keputusan untuk buang perasaan ini. Bukanlah satu perkara yang mudah untuk buang 100% perasaan benci kita pada orang. Tapi insyaallah andai kita ikot step by step, Allah pasti membantu kita.
Untuk diri sendiri,cuba mengamalkan step-step di bawah:
1) 1) Cuba membuka hati untuk terima kehadiran dia dalam hidup kita
2) 2) Cuba mengambil hatinya (mendekatkan diri kita dengan dia)
3) 3) Sedaya upaya kita bersabar bila dya bersikap kasar atau x menyenangkan hati kita
4) 4) Banyakkan berdoa pada Ilahi agar Allah membuang warna hitam dalam hati.
5) 5) Memanfaatkan masa bersama yang ada
6) 6) Cuba mengubah diri sendiri ke arah yang menyenangkan pihak terbabit
7) 7)kalau kita nak marah atau benci pada seseorang, pandanglah terlebih dahulu sekecil-kecil perkara baik yang pernah dia buat pada kita
8) 8)memaafkan semua orang sebelum tidur malam.
Untuk step di atas aku gunakan bila timbul perasaan kurang senang dengan orang sekeliling.
Andai perasaan benci itu timbul antara kita dengan orang yang kita sudah tidak berhubung (putus hubungan) lain pula langkahnya. Kebenciaan di tahap ini mungkin lebih menyakitkan hati kita. Kita akan berdendam dan benci untuk melihat mukanya.
1) 1) Untuk masalah seperti ini penawarnya yang paling utama adalah penyelesaian secara face to face. Kemarahan yang wujud dapat di redakan dengan memohon kemaafan
2) 2) Belajar untuk menerima hakikat akan apa yang terjadi.Meredhai segalanya
3) 3)Seperti biasa memohon pertolongan dari Illahi untuk membuang warna hitam dalam diri kita.
4) 4)Cuba muhasabah diri. Antara rasa tak suka, marah, geram dan rasa berlapang dada, sayang dan sabar, mana lagi baik di sisi Allah dan mendatangkan kebaikan berbanding keburukan
Di dalam al-Quran, Allah tegas memerintahkan agar seorang Muslim tidak memusuhi, mencaci, dan berburuk sangka kepada Muslim lain. Umat Islam harus memegang teguh persaudaraan Islam sebagimana firman-Nya dalam surah Ali Imran ayat 103: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.’
Dari ayat ini bisa kita ambil hikmahnya bahwa sikap yang paling bijak ialah berusaha memperbaiki diri, sekaligus menjadi orang yang pemaaf. Sebab itulah yang selalu dilakukan Rasulullah SAW sepanjang hidupnya. Sedangkan hidup Nabi adalah contoh bagi setiap mukmin.
p/s : masa ngah usha2 blog someone..tiba-tiba terjumpa statement nie
“Adakala seseorang tu tak ada salah apa-apa pun pada kita, tapi tengok muka dia sahaja dah membuatkan kita rasa meluat, menyampah dan benci.
Kategori “Muka mintak penampar!” kata senior saya di sekolah dulu.”
Ayatnya lebih kurang pengalaman hidupku…hehehe…sekadar perkongsian di masa senggang.sekian…..
0 comments:
Post a Comment